Tentu kalian tahu yang namany makam.makam pasti memiliki kijing / tiang penanda makam dengan nama lain biasanya di sebut "maesan".namun dalam sejarah asal usil maesan itu dari mana?

nah,kali ini akan bercerita tentang kata maesan tersebut.sebelum kalian baca siapin dulu teh hangat atau kopi dah.


Dulu waktu jaman belanda,di indonesia hanya ada beberapa orang saja yang fasih mengucap bahasa inggris,yang lain cuma asal ngomong dan sisanya nglantur gak jelas ke mana.pada waktu itu ada sebuah kampung yang sangat terpencil dan tertinggal sampai yang namanya sekolah aja gak ada.suatu ketika desa tersebut kedatangan tamu dari londho suami istri dan satu anak laki-laki,masyakat menyambut dengan antisias sampai sampai ayam dan sapi di ajak untuk menyambut.

Penyambutan selesai,londho dan keluarga di ajak menginap di rumah pak RT,lumayan bagus dan besar rumahnya.."wow,i like this home "bilang londho.Mereka tidur di lantai bertiga.Tiap pagi londho sering jalan jalan sehingga akrab dengan masyarakat.

Suatu ketika londho jalan jalan dengan anaknya dan musibah tak di duga menghampiri anaknya.si anak londho di gigit ular cobra jawa dan dilarikan ke dukun.Selang beberapa hari sang anak tak tertolong sehingga akhirnya meninggal kedua londho tersebut tak rela di tinggal anaknya sampai nangis gulung-gulung.

Warga pun akhirnya mempersiapkan makam untuk anaknya.di siang hari anaknya di makamkan namun sekali lagi sang londho tak habis menangis sambil memeluk kijing / pathok kuburan anaknya sambil teriak " my son..my soonnnn..my sooonnn".

masyarakat yang menyaksikan di buat heran,yang mati itukan namanya robin kenapa kok di panggil "my son = maesan"(Red,lidah orang jawa) akhirnya terjadi bahan pembicaraan dan pada akhirnya masyarakat khalayak umum menyebut pathok kuburan  adalah "MAESAN".

nah,udah tau-kan asal usilnya.sekarang jangan lupa minum teh / kopi - nya.

Silahkan berkomentar:

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments